welcome olive ......

jadilah olive yang setia kepada popeye ...

Senin, 09 Desember 2013

Jadi Istri Pelaut??? So What??

Suatu ketika ϑαπ setiap kali, ăϑα̲ orang bertanya padaku? "Suaminya кеяرд dimana?" Jawabku pasti, "لαυн... ϑ¡ laut...". Dan lanjut si penanya, "Wah... Pelaut ソソªªªª?, duuuh....". Aku cuman senyum2 ªăjjªªª... Meskipun dalam hati sebenarnya aku bertanya, "έmªπġ kenapa kalo suamiku pelaut?". Ǥǎ̜̣̍ƙ тдυ ソソªªªª apa Чǝлƍ ăϑα̲ ϑ¡ pikiran orang kalo denger profesi seorang pelaut... Perasaan biasa ªăjjªªª dech jadi istri pelaut.. Bakal ditinggal lama? Ǥǎ̜̣̍ƙ istri pelaut ªăjjªªª ќôǤ... Noh, istri para tentara, mereka pun bakal ditinggal lama oleh suaminya karna tugas negra... Istri para ulama, mereka pun ditinggal lama untuk.melaksanakan kurudz, bahkan sampai ke negara2 لαυн untuk menyebarkan ilmu agama... Atau istri para TKI, itu јนбα bakalan lama ditinggal suaminya kan? Hmm... ϑαπ masih banyak ㄴαgเ้ para istri yang lama tidak bertemu dg suami tercinta... So what??? Kita ga usah terlalu Gдւдυ dg pikiran orang2 itu. Kita јนбα Ǥǎ̜̣̍ƙ usah terlalu lebhay bersedihnya kalo Ĺªģ¡ kangen abis sama si popeye. (Meskipun q kadang ğî†ΰ јนбα sihhh, :P ) Jadi istri pelaut suka makan ati kalo kangen tp Ǥǎ̜̣̍ƙ Ъϊśå komunikasi? Betul έmªπġ. ☀Ъ膆ћµ Ĺ••=)) ••Ъ膆ћµ Ĺ ••\=D/ ••Ъ膆ћµ Ĺ• • ♣:D☀ Tapi sebelum kita menyanggupi untuk berdampingan dg nya, bukankah kita udah тдυ berbagai konsekuensinya? Чǝлƍ namanya ϑ¡ laut juga pasti Ǥǎ̜̣̍ƙ ăϑα̲ sinyal olivers... jαδι ოαυ makan ati sampe kapan? Нĭ°°~нĭ°°~нĭ ~°°нĭ~°°. Ǥǎ̜̣̍ƙ kita ªăjjªªª kok yg menganggap sinyal itu barang berharga bak intan berlian. Banyak mereka2 Чǝлƍ реηφεη sekali bertukar кдвдя dg kekasih hati tp terhalang sinyal. Mereka Чǝлƍ suaminya bertugas ϑ¡ pedalaman, apapun profesinya јนбα susah berkomunikasi dg orang2 tercintanya... Jadi istri pelaut takut ditinggal selingkuh ato tergoda untuk selingkuh??? ƗƗɑƗƗɑƗƗɑƗƗɑƗƗɑƗƗɑƗƗɑ, kalo ini mah aku ketawain ªăjjªªª, ћϱћϱ....ћϱћϱ‎​‎​ (¬_¬")... Abisnya aneh2 ªăjjªªª sih... Selingkuh itu dosa. Jadi urusannya sama Allah. Чǝлƍ penting kita setia padanya. Masalah profesinya yg rentan dg kejenuhan dlm bekerja ϑαπ jauh dg istri tercinta membuat ia sesekali berpaling dari kita? Hmmm jangan suudzon dehh.. Pekerjaan dikapal itu menguras waktu ϑαπ tenaga lho. Untuk makan ªăjjªªª kadang lupa, apalagi untuk urusan Чǝлƍ begituan? Dan kalo masalah profesi ϑ¡ kait2kan dg perselingkuhan, toh banyak noh suami2 Чǝлƍ kerjanya di darat dan tiap hari ketemu dg istri tetep aja masih pengen selingkuh. Jadi apa profesi itu mempengaruhi? Semua tergantung pribadi masing2 kalo aku rasa... Yg penting kita setia. Urusan dia mau selingkuh ato tidak, itu urusan dia dg Yang Kuasa. Jadi jangan berkecil .hati oliversku sayang.... Bukan istri pelaut aja kok yg tiap hari Gдւдυ kalo ditinggal suami. ‎​​​Ήέέ •• Ήέέ •• Ήέέ •• Semua itu tergantung kita ოαυ gimana menjalaninya. Kalo dibuat berat ソソªªªª pasti terasa berat. Orang ϑ¡ bikin enjoy ªăjjªªª masih terasa berat, hihihi.... Gдւдυ sih έmªπġ, tp galaunya ϑ¡ kurangin dg banyak bersyukur ªăjjªªª. (^Ő^)/ ŐĶĂŶ...., olivers.... Kalo buat aku sich, jadi istri pelaut itu biasa aja. Tp menjadi istrinya, tepatnya menjadi istri Mas Wahyu Setiyo Aji Cahyono itu.... LUAR BIASA. Subhanallah.. Alhamdulillah.. #semoga_bermanfaat yaaa :) :*

Jumat, 22 November 2013

Untukmu, Olive Muda Part 2

Untukmu, Olive Muda Part 2 Jadi intinya para olive muda... Mulai sekarang, coba pikirkan baik2, tanyakan pada dirimu sendiri, apa aku kuat mjd istri seorang pelaut? apa aku siap.menjalani peran sbg ibu sekaligus ayah untuk anak2ku jika suami pergi berlayar? apa aku kuat menahan rindu hingga berbulan2 bahkan komunikasipun jarang? apa aku kuat mendengar suara sumbang mereka Чǝлƍ sering berbicara negatif ttg profesi ayah anak2ku? apa aku sanggup berjuang sendiri.dalam keadaan susah ϑαπ sakit tanpa dia ϑ¡ sampingku? ϑαπ masih banyak hal Чǝлƍ harus difikirkan Ĺªģ¡ untuk memantapkan diri ϑαπ hati menjadi istri seorang pelaut. Menjalani masa pacaran dengan seorang pelaut memang sangatlah sulit, tidak munafik... Kita sering kali merasa iri, atau sedih jika melihat pasangan2 lain ato sekedar ditanya "mana pacarmu?". ♌•͡˘.˘ •͡♌"◦°◦ºº ĦцüĦ.. rasanya pengen teriakkk maraah2 sekali, :'( Tapi ternyata itu belum apa2 sayang.... Maaf ya sayang ini bukannya menakut2i kalian, para olive muda, tapi untuk sekedar sharing apa yang aku rasakan, ϑαπ mungkin para olive lain јนбα merasakan... Sulitnya masa pacaran ternyata masih belum apa2... Saat sudah menikah banyak sekali hal2 sulit lainnya Чǝлƍ sebelumnya belum реялдн terfikirkan... Tinggal ϑ¡ rumah baru dg sejuta suasana baru, atau bahkan tinggal bersama mertua tanpa.suami kita jika ia sedang layar, ςερεяτι aku saat ini. Pernahkah kalian membayangkan berada ϑ¡ tingkatan ini wahai olive muda?? ‎​​​(•͡˘˛˘ •͡)" Ħ​ęëємM♏◦°◦ºº‎ ◦°◦ºº rasanya nikmat sekali.... :) Belum ㄴαgเ้ dg sejuta permasalahan2 yang seharusnya kita selesaikan berdua dg suami, tapi harus kita hadapi sendiri... Momen2 penting Чǝлƍ seharusnya kita bagi dengan suami, pun kita melewatinya seorang diri... Ketika hamil, ketika anak kita lahir, ketika sakit, ketika lebaran, maupun liburan... Harus rela dijalani tanpa kehadiran sosoknya Чǝлƍ kita nanti... Juga ketika si kecil memanggil2 ayahnya dan bertanya "Καραη ayah pulang bu?" Atau bahkan ketika si kecil tak menjawab jika ditanya orang, "dimana.ayahmu?" Suatu hal Чǝлƍ paling mengharukan sekaligus menyedihkan bagi kita untuk sekedar menjelaskannya... Pernahkah kalian membayangkan semua itu wahai adik2ku? Bayangkanlah... lalu tanyakan dalam hati pada dirimu sendiri. Apa aku sanggup melewati tahapan2 itu? Sebelum kalian melangkah terlalu dalam... sebelum semua terlambat ƙαц sadari.... Tapi semua itu berhasil aku lewati... tentunya dengan perjuangan... mampertahankan kesetiaan, memperbanyak kesabaran, menambah kepercayaan ϑαπ kasih sayang, ϑαπ tentunya.... doa setiap hari sepanjang malam..... Semoga dia jodohmu, sayang! Semoga memang dia pemilik tulang rusuk itu... ϑαπ jika memang kamu Чǝлƍ menjadi pendamping hidupnya, bahagialah menjadi istrinya, setialah padanya apapun profesinya..... Karna sesungguhnya, semua itu dia lakukan untuk.kebahagiaan kita ϑαπ anak2 kita... Dan, smua telah tergaris dalam suatu skenario ілձдн-NYA... SUBHANALLAH....

Senin, 21 Oktober 2013

Siapapun dia, Aku tetap akan mencintainya..

Profesi pelaut bukanlah alasan aku mencintainya. Dulu, saat aku mengenalnya, tepatnya 2 bulan sebelum pernikahan itu, aku belum tau siapa dia. Bahkan profesinya sbg pelaut pun, aku benar2 tak mengetahuinya. Tp aku tak memandang smua itu, aku tetap mencintainya. Sampai aku tau bahwa aku harus siap mjd wanita "tidak biasa" menghadapi profesinya. Pelaut. Profesi itu sebenarnya tak jauh beda dengan profesi lainnya. Tak lebih berharga, tak lebih istimewa. Semua pekerjaan yg halal pasti berharga dan istimewa. Harus banyak bersyukur dg profesi suami kita. Di luar sana banyak sekali yg lebih galau di banding kita karna jauh dari suami. Kurangi lah keluhan... Dan coba bayangkan... Para persit, istri para tentara, mereka jauh lebih sulit bertemu belahan jiwanya. Suaminya entah ada dimana, dan kadang pulang pun hanya tinggal nama. Para istri tukang becak. Mereka benar2 bergantung pada nafkah suaminya. Tp pada saat pulang, kadang sedikit sekali rupiah yg keluar dari kantong lusuhnya. Para istri suami yg lumpuh. Mereka harus berjuang sendirian menafkahi keluarganya. Sambil terus menangis mengingat sakit yg di derita suaminya.. Dan masih banyak lg yg lainnya... Bukankah kita ini wanita yg beruntung? Mempunyai suami yg sehat, yg sempurna menjalankan tugasnya sbg laki-laki untuk istri dan anak2nya? Keberuntungan ini yg patut kita syukuri. Dg sangat. Keberuntungan ini bukan untuk pamer dan bangga semata. Keberuntungan ini adalah perjuangan kita. Menjadi istri pelaut ato apapun profesinya, semua membutuhkan perjuangan. Suamiku, tak peduli pangkat jabatan nya apa, tak peduli gajinya sebanyak apa, tak peduli seragamnya bagaimana, aku akan tetap bangga mendampinginya... Bagiku, dia lah yg layak menerimaku sbg istrinya.... I love him... Very much :*

Rabu, 26 Juni 2013

Kalau Popeye di rumah...

Met malem olivers.. Semoga postingan malem ini bermanfaat dan menemani para olivers di sela kerinduan dalam penantian seorang popeye tercinta, hehe. Judulnya curhat kali ya, hhehe.. Oke, gini loh olivers.. Sebagai seorang istri yg berbulan2 berada dalam penantian untuk sang suami, aku biasanya seperti ini, ketika suamiku masih berlayar, aku slalu berkeinginan, berandai-andai gini, Seandainya nanti suamiku udah pulang, aku pengen jalan2 liburan ber2 yg jauh, melepas kangen.. Seandainya nanti suami udah pulang, aku pengen wisata kuliner, memanjakan dia dg makanan2 favoritnya. Seandainya nanti suamiku pulang, aku ingin melakukan ini, melakukan itu.... Dan lain lain lain sebagai bagainya.. Tapi, setelah ia pulang, ga tau kenapa, semua keinginan itu seakan terhapus oleh kehadiran sosoknya yg amat merindukan. Seakan pikiranku ganti seperti ini. Ah, tak perlulah aku keliling dunia, asalkan kau di sampingku... Haha.. Emang lebhay c kedengerannya, tp bener lho... Yg aku rasain sih. Ga tau ya kalo olive2 yg lain, hehehe.. Rasanya tu, adem, ayem, tentrem kalo popeye ada di rumah. Jadi, keinginan buat liburan, hanimun, melepas kangen di tempat yg romantis de el el itu udah ga penting lagi. Orang dia udah di depan mata aja senengnya udah minta ampun. Dia sehari 24 jam, seminggu 7 hari, sebulan 4 minggu, full ada buat aku dan anakku aja udah bahagianya tak terkira lhoo.. Jadi buat apa menginginkan liburan hanimun yg super wah itu. Kadang sesekali emang pernah sih, yaa aku anggap itu bonus yg luar biasaaa.. Keinginan buat manjain lidah suami di tempat2 makan kesukaan suami pun jg udah ga penting lagi. Kenapa coba? Orang suami aja bilang dia paling kangen sama masakan istrinya. Jd dia pengen lidahnya dimanjain setiap hari sama masakanku. Yaa meskipun aku kelimpungan kalo kehabisan resep. Hahaha, tapi sungguh, semua itu bahagianya lebih tak terkira lho.. Hmmm... Jd intinya, kalo suami di rumah setelah berlayar sekian lama itu bahagia sekali. Liburan di luar rumah untuk melepas kangen pun bahagia sekali. Tapi lebih bahagia lg kalo ternyata suamiku lebih nyaman menghabiskan waktu di rumah bersamaku dan si kecil.. Jadi seakan penantian berbulan-bulan dan perjuangan kita menjadi single parent temporary itu terbayar dg adanya dia slalu di rumah ini. Ah, menyenangkan sekali menjadi istri seorang pelaut... :) :) ;)

Minggu, 02 Juni 2013

Kami Istri Pelaut!

Olivers.. Pengen berbagi cerita nich.. Q inget banget suatu kejadian. Dimana hatiku benar2 tesakiti oleh seorang wanita. Ia adl seorang istri dan ibu dari 2 orang anak. Bisa di bilang, hidupnya penuh dg kebersamaan dari orang2 tercintanya. Suaminya. Juga 2 buah hatinya. Jika ia pergi kemana-mana, bisa dipastikan ada suami di sampingnya. Selalu diantar kemanapun ia minta. Tidak manja sebenarnya. Tp agak manja dibilangnya. Sempat iri juga aku dibuatnya. Tapi, suatu hari aku dibuat menangis oleh wanita itu. Beberapa tahun lalu, suamiku memintaku menyusul ke Tanjung Priok, ia mengajakku berlayar untuk yg pertama kalinya. Maklum, aku belum pernah ke Tanjung Priok sebelumnya, aku takut, sendirian pula. Keluarga pun tak tega jika aku melakukannya. Aku ingin sekali menemui sang pujaan hati. Tapi aku takut. Aku buta Jakarta. Tapi aku rindu. Rindu suamiku. Teramat sangat ingin bertemu. Saat itu aku bahkan seperti peminta2. Aku minta siapa saja yg bersedia mengantarku ke Jakarta, Pelabuhan Tj. Priok tepatnya. Sebenernya banyak sekali yg bersedia, tapi kebanyakan mereka sudah punya acara. Akhirnya tiba pada pilihan terakhirku. Suami dr wanita itu yg aku harapkan akan mengantarku. Olivers... Wanita itu adalah istri dari kakak iparku. Jadi tepatnya, wanita itu adl kakakku. Bisa di bayangkan kan, betapa dekatnya hubungan kami. Saling berbagi, saling mengingatkan dan menasehati. Aku memohon pada wanita itu agar suaminya diijinkan untuk mengantarku. Menyatukan sepasang suami istri yang dilanda rindu. Tapi ternyata... Wanita itu tak mengijinkan suaminya untuk mengantarku Kecewa memang, tapi tak apa.. Berbagai alasan ia utarakan. Tak apa. Aku bisa menerima alasan2 itu sebenarnya. Tapi yg tak bisa aku lupakan dan terasa sangat menyakitkan. Wanita itu berkata, "Kenapa seperti itu sj minta tolong, itu kan udah resiko kamu jd istri pelaut? Makanya, aku lebih memilih Mas R*di (suaminya) daripada A*i (suamiku), udah suami istri kok tetep aja pisah2, mau ketemu aja susah." Ya Allah, sakit rasanya mendengar semua itu. Lebih sakit lg karna semua itu keluar dari mulut saudariku sendiri. Ya Allah, apa begitu hina menjadi istri seorang pelaut? Apa begitu hina profesi suamiku? Apa aku salah meminta bantuan padanya? Apa aku salah merindukan suamiku dan ingin sekali bertemu? Sampai2 wanita itu berkata sedemikian halus dan sukses menusuk perasaanku. Maka dari itu hai para istri2 yg selalu bisa bertemu suami setiap hari. Bersyukurlah... Bersyukurlah dg sangat.. Karna kami, para wanita yg miskin sekali dg kebersamaan bersama suami, yg harus banyak pengorbanan jika harus bertemu dg suami, yg dilanda kerinduan setiap hari pada suami, yg menangis tiap malam memohon keselamatan untuk suami, pun slalu dan sangat bersyukur meski hanya 1 layar SMS dari suami menyapa kami.. Itulah yg membuat kami menjadi lebih tegar dan kuat. Kami istri pelaut. Istri seseorang yg langkahnya bisa saja beresiko maut. Kerinduan adalah teman kami. Kebersamaan adalah impian kami. Kesetiaan adalah jiwa kami. I love n trust you my popeye. Biarlah orang mau berkata apa. Aku dan kamu akan tetap saling cinta, percaya dan setia selamanya. Berlayarlah.. Tak peduli sejauh mana, karna jarak tak kan mengurangi rasa cinta kita. Tak peduli negara manapun kau singgahi, kau kan tetap selalu di hati. Di pintu rumah ini, aku slalu berharap kau kembali dari rantauan panjang. Memelukku dan mengatakan "aku pulang sayang".

Jumat, 31 Mei 2013

Ternyata Romantis itu.....

Ini tentang kelalaianku untuk bersyukur pd Sang Khaliq atas diberikannya seorang suami yg istimewa. Semoga dpt menjadi inspirasi buat ibu2 muda untuk slalu mensyukuri semua yg dimiliki oleh suaminya. Dulu, sebelum menikah, selayaknya para remaja putri, aku pun memimpikan mempunyai seorang suami yg romantis seperti dalam film2 korea dan sebagainya. Yah, impian yg sangat wajar bukan? Dan semua ini terjawab ketika di hadirkan nya seorang ksatria gagah berani (lebhay) oleh Allah SWT untuk jd suamiku. Waktu ta'aruf sih memang begitu. Sampai melambung ku dibuai kata2nya yg romantis. Wajar bukan? Namanya aja perkenalan plus pendekatan. Setelah menikahpun tak jauh beda. Ia tetap romantis. Bahkan ia membuatku paham akan arti romantis yg sebenarnya... Romantis. Selalu mengatakan "i love u" disetiap sms yg dikirimkan. Selalu memanggil "sayang" disetiap panggilan. Menulis pesan mesra di wall maupun berbagi tautan. Memberi kejutan special tiap akhir pekan. Dan lain lain lain lainnya yg selalu membuat sang istri tak henti terbang karna buaian. Tapi bukan itu ternyata. Bukan romantis seperti itu yg diajarkan suamiku padaku. Sama sekali, suamiku tak bertipe seperti itu. Seperti romantisnya pria dalam dongeng romeo-juliet, jg bukan seperti yg slalu ku bayang-bayangkan dulu. Awalnya sempat sebel memang. Ya, karna mungkin sifatku yg terlalu kekanakan. Ingin slalu diperhatikan. Romantis. Sekarang aku mengerti. Romantis ala Ayah Aji, suamiku. Adalah ketika ia mengajarkanku bersikap dewasa dan tak manja. Ketika ia memaksaku menyukai sayuran ketika makan dan menceramahiku ttg semua kegunaannya. Ketika membentakku kala sikapku tak sewajarnya. Ketika membiarkanku slalu pulang-pergi kuliah tanpa harus mengantar- menjemputnya. Ketika mau menciumku jika sholat berjamaah bersamanya. Ketika memanggilku sebutan "mbak" padahal aku adalah istrinya. Dan ketika ia mengajariku mjd seorang perempuan tangguh di matanya. Ya, ia slalu berkata "jadilah perempuan tangguh mbak, bukan untuk siapa2, hanya untuk aku dan km sendiri". Jadi ia tetap saja tega membiarkanku naik motor Satria dg berbagai barang bawaan antara lain semen, hardplex, gulungan karpet, paku dan berbagai material bangunan melewati jalan berbatu padahal aku baru bisa mengemudi belum genap 1 minggu. Ia tetap saja tega meninggalkanku untuk berlayar meski saat itu aku baru hamil 4 bulan dan butuh perhatian. Ia hanya menelepon beberapa kali saja dalam sebulan dan tak pernah mengatakan kangen, rindu atau segera ingin pulang. Ia memberiku kesempatan untukku merasakan perjuangan melahirkan dan mengurus anak sendirian. Mungkin itu salah 1 cara dia menjadikanku tangguh sebagai seorang perempuan. Meskipun kadang geregetan, sebel dan jengkel karena sifatnya, tapi aku tau alasan mulia di baliknya. Sekarang aku pun paham. Romantis tak selamanya seperti anak ABG berpacaran. Tapi romantis bagiku dan suamiku adalah slalu mensyukuri apa yg ada dan tak ada dalam diri pasangan. Terimakasih suamiku. Kau ajarkan aku berbagai hal. Maafkan aku Ya Allah, kadang aku lalai untuk bersyukur atas Kau berikannya suami istimewa untukku. Maafkan aku jg suamiku. Meskipun aku belum bisa jadi istri seperti yg kau harapkan. Insyaallah aku akan berusaha terus untuk menjadi perempuan idaman untukmu juga anak kita. Amiin.

Untukmu, Olive muda!

Buat adik2ku yg masih berpacaran dg pelaut. Sayang, memang inilah berbagai cobaan mjd pasangan seorang pelaut. Komunikasi, kebersamaan, dan kasih sayang serta kesetiaan. Sering kali menguji kekuatan cinta kita pada sang popeye. Tidak munafik memang, aku pun yg sudah menikah sering diberondong ujian2 ini. Tapi sebenarnya tdk kita saja yg merasakan demikian, popeye kita yg jauh disana pun kadang merasakan hal yg sama. Kalau boleh memilih, mungkin popeye kita tak kan pernah ingin mjd seorang pelaut. Betapa menyenangkan hidup normal seperti orang, bisa setiap hari pulang ke rumah. Tak harus menunggu waktu yg panjang untuk bertemu sang kekasih meski hanya sekedar melepas lelah. Aku yakin, smua popeye pasti ingin merasakan itu. Adik2ku.. Tak salah kau merasa tak kuat menjalani hubungan bersama popeye mu. Karna tak ada seorang pun yg rela berpisah dg kekasihnya dan jarang bertemu. Sering aku bilang bahwa istri seorang pelaut adalah wonder women. Sebenernya hal itu adalah untuk menghibur diriku sendiri. Tak jarang aku bersedih di kala sendiri. Tak jarang aku menangis di kala rindu menyiksa. Tak jarang aku marah ketika butuh belaian manja dr orang yg di cinta. Tp aku cukup bangga dg diriku sendiri, bukan untuk pamer ataupun sombong belaka. Aku cukup mampu mjd seorang ibu dan ayah untuk anakku ketika suami tak ada. Adik2ku. Memang butuh berbagai extra untuk mjd pasangan seorang pelaut. Extra sabarrrr. Extra pengertian. Extra setia. Dan lain lain lain nyaa.. Memang itu profesinya. Memang itu jalan hidupnya. Jadi adik2ku, pikirkanlah dari sekarang sebelum terlambat menyesalinya. Tanyakan pd dirimu sendiri, apa aku cukup mampu mendampingi popeyu sampai tua nanti? Dg segala resiko dan komitmen yg ada? Apa aku memiliki berbagai extra itu? Setelah kau tau jawaban nya, maka yakin dan ambil lah jalan terbaik untuk hubungan kalian nantinya. Bertahan.. Atau berpisah.. Semoga bermanfaat, dan diberikan jalan untuk hubungan kalian...

Senin, 22 April 2013

Catatan Seorang Pelaut

Akhirnya.. Hari itu tiba. 18 April 2013. Hari habisnya masa kontrak kerjaku di kapal PDZ Masyhur PT. Bogasari. Malam sebelumnya aku tdk bisa tidur. Ku packing smua barangku. Setelah itu aku hanya terbaring dg mata terbuka diatas sofa ruanganku sambil membayangkan wajah2 yg hampir 1th ini tak ku temui. Setelah pagi menjelang, aku sgera bergegas, bersiap untuk pergi, kuamati stiap sudut ruangan ini, sambil tersenyum dan menghela nafas panjang, aku berkata, "sudah saatnya aku pulang". Perlahan2 aku tinggalkan Kapal yg penuh dg peti kemas dg sgala aktivitas yg kadang membuatku muak tp kadang jg menyenangkan itu. Ku tinggalkan rute Singapore-Port Lang-Kinabalu ku dan berbalik menuju Changi International Air Port. Diatas pesawat, rasaku semakin tak karuan, wajah2 yang sangat ku rindukan itu semakin bergelayutan di otakku. Oh Tuhan, ternyata lama sekali mereka aku tinggalkan. Terbang selama kurang lebih 1jam terasa begitu lama bagiku. Sampailah di Jakarta. Segera ku buru waktuku untuk mendapatkan sebuah tiket Bus jurusan kotaku tercinta. Dan tak lama, bergerak lah bus itu meninggalkan ibukota, menuju kota kecil tercinta, Ambarawa. Ahh lama sekali rasanya, tak sabar ingin bertemu dg keluarga, dg istri tercinta, jg dg seseorang yg blm pernah ku lihat sebelumnya. Anakku. Oke, semakin dekat jarak yg aku tuju, semakin tak karuan rasaku. Rindu ini tiba2 memuncak. Ingin segera mengakhiri penantian istri setiaku yg slalu memberiku semangat stiap waktu. Hari masih pagi. Ku lihat dari kejauhan di sela semburat mentari, sebuah bangunan yg tak asing bagiku, belum ada yg berubah. Ya, aku telah sampai dirumah. Ku lihat dari kejauhan sosok yg kukenal. Sedang asyik menjemur pakaian di halaman depan. Sengaja tak ku panggil dia sampai ia menoleh untukku dg sejuta cinta. Ia menatapku, kaget campur haru, aku tau. Raut kebahagiaan tak bisa ia sembunyikan padaku. Aku memeluknya. Ah istriku. Aku pulang sayang. Ku lihat rona pipinya senang bukan kepalang, melihatku pulang dari rantauan panjang. Lalu dibimbingnya aku masuk ke dlm rumah sambil membawakan koperku. Rumahku dari luar msh tampak blm berubah, tp setelah aku masuk ke dalam, suasana sudah berubah. Dulu begitu rapi dg barang2 seadanya kami. Jg karna istriku begitu rajin menata rumah kami. Tp yg kulihat sekarang, rumah ini tampak sedikit berserak. Ada berbagai mainan di sana sini. Banyak pakaian kecil2 tergantung di jemuran atom berwarna merah hati. Dan Disudut ruangan, ku lihat sebuah box bayi. Smua itu membuatku dag dig dug tak karuan dan ingin sgera menemui pemilik smua ini. Istriku membasuh kakiku sambil terus memandangku. Dan berkata, temuilah dia, anak kita. Segera ku langkahkan kakiku menuju kamar dg hati tak sabar. Ku buka pintu dan andangan mataku langsung tertuju pd tempat tidur kami. Lalu kulihat dia. Seorang yg amat mirip denganku, mungil, lucu, tersenyum menyambutku dg tawa renyahnya. Ku amati wajahnya, ku tatap erat seluruh tubuhnya. Dan tanpa ku sadari, tanganku menyentuh wajah mungilnya. Air mataku menetes, aku terisak bahagia. Istriku mengangkat si manusia kecil itu, menyertakannya dlm pelukan kami. Tak ada yg lbh membahagiakan saat itu. Saat akhirnya aku bertemu dg anakku. Saat akhirnya aku bisa berkumpul dg anak istriku. Ahh.. Membahagiakan sekali perjalanan hidupku ini. Memang belum bisa normal seperti mereka yg slalu bisa berkumpul bersama anak istri setiap hari. Memang kadang harus menahan kerinduan untuk sbuah pertemuan. Memang harus ada tangis disetiap aku akan meninggalkan. Tp diakhir duka2 itu, smuanya dibayar dg sbuah kebahagiaan. Alhamdulillah.. Untuk istri dan anakku, terimakasih selalu setia menungguku. Ketahuilah, di setiap pergiku, pasti selalu ada kembaliku. Dan di setiap kesibukan kerjaku, selalu ada sebongkah kerinduan untuk kalian meski kadang aku tak sempat mengatakan. Trust me, I will always love you. Your Popeye.

Selasa, 26 Februari 2013

Kita Wanita Hebat

Alhamdulillah.. Aku masih menjadi olive yg setia. Kemarin, detik ini, hingga kapanpun. Menjadi istri pelaut itu tak se"seram" yg mereka bayangkan kok. Enjoy aja.. Bahkan malah banyak sisi positifnya. Apa aja coba? Makin romantis. Yg aku rasakan sih. Mungkin para olive jg merasakan hal yg sama. Contohnya, ditelp, di sms, di email, dll aja senengnya minta ampun. Padahal jg udah nikah bertahun-tahun. Tiap mau ketemu tuh kayak mau nge-date pertama kali. Gak karuan deh rasanya. Nah apalagi kalo suami udah jadwal pulang. Rasanya makin ga karuan, dag dig dug dwer deh.. Kayak ABG yg mau di apelin pacarnya, hehehe. Segala macam persiapan disiapin, tujuannya cm 1. Buat suami seneng n nyaman saat dirumah. Dan masih banyak lg sensasi lainnya. Apa para istri yg suaminya kerja kantoran jg mempunyai sensasi seperti itu? Pasti lain deh.. Gak se-dahsyat kita para istri pelaut..tmt Kadang ada sedihnya sih. Gak kadang dink, tp sering, hihihi.. Saat suami dah mau layar lg, saat hamil dan melahirkan gak ditungguin suami. Ah.. Pokoknya rasanya tuh sesssuattuk bgt.. Kayak sekarang ini. Si Danish, Renjiro Armadanish Jusuf sudah 3bulan usianya. Jg belum ketemu dg ayahnya. Kemarin jg berat bgt menjalani masa kehamilan dan persalinan tanpa dampingan suami. Ayahnya Danish berangkat layar waktu usia kehamilanku 4bulan. Dan 3 bulan lagi beliau baru akan pulang. Semua akan berjalan lancar kok kalo kita saling support dan saling doa. Mikirnya gini. Suami kita jg disana sedang berjuang. Untuk siapa lg kalo bukan untuk kita keluarganya. Hmm.. Dan dibalik kesedihan hari2 kemarin. Akan terbayar dg sejuta kebahagiaan waktu bertemu besok. Amiin. Gak sabar ya olive rasanya. Begitulah olive, kita ini istri2 beruntung. Mempunyai suami yg bertanggungjawab. Melawan ombak demi senyum orang2 yg dicintainya. Bekerja tak kenal jarak dan waktu demi keluarganya. Menyimpan sejuta kerinduan meski kadang tak sempat dikatakannya. Lindungi ia Tuhan. Sungguh! Berikan keselamatan untuknya. Amin.