welcome olive ......

jadilah olive yang setia kepada popeye ...

Kamis, 13 Agustus 2015

Melepas Rindu...

Tanjung Priok-Jakarta, Agustus 2011 . Seperti mimpi rasanya. Bahagia. Rindu ini akan segera bertemu dengan pemiliknya. Aku sedang menantinya menjemputku di depan pintu gerbang JITC (Jakarta International Container Terminal). Jantungku berdegup kencang seakan ini adalah pertemuan pertamaku dengannya. Rasa senang, cemas dan gelisah bercampur menjadi satu. Ah… Rasa ini sangat sulit diungkapkan. . Degupan kencang jantungku seakan berhenti saat melihat sosoknya di kejauhan sana. Berjalan semakin cepat seakan tak sabar menuju tempat ku berdiri. Semakin dekat dan semakin jelas ku lihat senyumnya mengembang sambil berlari memelukku. Ku sambut pelukannya, ku dekap erat seakan tak mau terpisahkan lagi. Oh Tuhan… Terimakasih atas pertemuan ini. Kami tak dapat berkata apapun, tapi mata dan hati kami seolah berbicara, mengatakan bahwa kami saling merindukan, dan bahagia dengan adanya pertemuan. Suamiku memegang erat jemariku, sembari berjalan dengan penuh semangat, mengajakku segera menemui kapalnya. Sepanjang perjalanan di antara koridor-koridor peti kemas itu, setiap kali bertemu orang, dia tersenyum sangat bahagia sambil berkata, “Hai Pak, ini istriku…”. Ah… Aku tersenyum malu melihat kelakuannya. Aku tahu, dia tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya yang menggelora saat ini. Seolah dia ingin semua orang tahu bahwa istrinya datang untuk menemaninya berlayar meski hanya beberapa hari. . Sebuah kapal besar dan kokoh berdiri tegak di hadapanku. Aku hanya tercengang sampai menghentikan langkahku. Maklum, seumur hidup belum pernah satu kali pun aku melihat kapal sebesar ini. Suamiku hanya tersenyum dan menarik tanganku untuk segera menuju ke sana. . KM. Charlie. Ku ucap bismillah lalu ku naiki tangga kapal ini satu persatu. Ku dengar bisikan lirih suamiku tepat di telinga kananku, “Inilah tempat rejeki kita berada Sayang, di sini ku gantungkan sebuah harapan besar untuk masa depan kita. Temani aku berlayar sebentar saja, lalu kau akan mengerti, bagaimana aku menghadapi semua ini.” Aku tak mampu menjawab, hanya sebuah anggukan pasti sebagai tanda bahwa aku siap menemani dia berlayar meski hanya beberapa hari. Akan ku nikmati, akan ku renungi, akan ku pahami, bagaimana sebenarnya dia dapat bertahan di sini. . Ku salami beberapa awak kapal di sini. Mereka semua sangat ramah. Senyum-senyum mereka sangat merekah, seolah mereka ikut merasakan apa yang sahabat mereka rasakan. “Selamat datang Olive… Kami belum pernah melihat teman kami tersenyum selebar itu, kami tahu, dia pasti sangat senang dan bangga bisa membawa istrinya ke sini, nikmatilah… Berlayarlah bersama kami…” Aku hanya tersenyum, merasakan ada sebuah persahabatan indah di sini. . Ah… Tak sabar aku melihat lautan, tempat dimana suamiku berlalu- lalang… Dalam hati aku berdoa, semoga angin, ombak, dan segalanya dapat bersahabat dengan kapal ini hingga selamat sampai tujuan. *** (Mengenang bahagianya 4 tahun yang lalu berbulan madu di atas ombang-ambingnya ombak Laut Jawa-Sulawesi. Berharap kelak bisa merasakannya lagi.)