welcome olive ......

jadilah olive yang setia kepada popeye ...

Sabtu, 01 Februari 2014

Ketika Rindu Kita Tak Lebih Penting

Hmm... Suami berangkat layar lagi. Nunggu lagi. Galau lagi. Sepi lagi. Daaan.... rindu lagi. Begitulah, yang selalu aku rasakan setiap kali suami berangkat layar. Membesarkan hati untuk menjalani kehidupan sendiri. Tapi ternyata, mulai tahun ini, aku tidak begitu mempersoalkan rindu itu. Dan baru kali ini, rinduku pun menjadi nomor dua, tiga, empat, lima..... Atau pun nomor yang kesekian. Ternyata sekarang, ada yang lebih merindukannya. Ada yang lebih peka terhadap ketidakhadirannya. Semua itu terjadi karena adanya dia.. Buah cinta kami berdua. Dia yang masih kecil itu, ternyata hatinya lebih peka terhadap ayahnya. Dia yang baru saja akrab dengan wangi tubuh ayahnya, ternyata menyimpan sebuah pertanyaan besar dalam pikirannya... Dimana ayah? Kemana ayah? Aku mau didekat ayah... Memang semua itu tak terucap. Tapi aku dapat merasakannya.. Danish kecilku. Bertemu ayahnya saat usia 5 bulan, dan kembali ditinggal saat usia 1 tahun. Saat dia mulai terbiasa dg peluk cium ayahnya. Sekarang harus terbiasa dg ke"tiadaan" itu untuk sementara waktu. Rinduku sekarang jadi nomor kesekian.. Rindu yang semula menyiksa batin dan raga itu, serasa lebih ringan kurasa ketika melihat si kecil juga ikut merasakannya. Rasa ingin bertemu yang menggebu-gebu itu sekarang berubah menjadi ingin segera mempertemukannya dengan anak kami. Segala angan-angan untuk ini itu setelah dia kembali nanti, seakan tak penting asal peluk ciumnya sudah kembali lagi untuk si kecil buah hati kami. Kebiasaan menangis tiap malam ketika merindukannya, memang amatlah menyakitkan... Tapi ternyata lebih menyakitkan melihat si kecil memeluk dan menciumi foto ayahnya tiap kali melihat figura yang terpajang rapi di meja. Sedih memang saat berhari-hari tak bisa menghubunginya karna sinyal yang tak bersahabat. Tapi ternyata lebih sedih ketika dia memanggil "ayah" setiap tangis dan ratapnya yang menyayat. Dan memang senang bukan kepalang ketika ada pesan masuk bertuliskan "I miss u honey". Tapi sekarang lebih senang lagi jika ada pesan masuk berisikan, "baik2 disana bersama anak kita". Tak jarang, rasa rindu itu dulu menjadikan egoisku untuk mamaksamu tetap menghubungiku. Sering sekali, rasa rindu itu menjadikan egoisku untuk memaksamu cepat pulang memelukku. Menjadi kewajiban, rasa rindu itu dulu menjadikan egoisku untuk marah-marah padamu saat berkali-kali mengundur kepulanganmu. Aku baru mengerti sekarang. Kau mengajariku bersikap dewasa dimasa yang nanti akan lebih sulit dari masa itu. Sekarang aku baru paham, rindu2 yg membuat egoisku itu, benar-benar tak lebih penting dari menjaga fikiran dan perasaan si kecil yang belum tau apa-apa itu. Sekarang dan masa-masa yang akan datang, aku ingin lebih berusaha, menjadikan rinduku adalah sebuah kesabaran dalam memahami rindu anak-anakku dg ayahnya. Aku ingin lebih berusaha, menjadikan rinduku adalah sebuah ketegaran dihadapan anak-anakku yang juga dilanda rindu dengan ayahnya. Dan penantian ini tak kan berarti tanpa akhirnya aku melihat mereka berpelukan di ujung pintu ini. Menjawabkan pertanyaan si kecil, "kemana sosok yang selalu memanjakanku, kenapa tiba-tiba tak ada dirumahku, kenapa tak menyahut ketika ku memanggilnya.... Jawaban itu kan ia temukan saat kembali memeluk ayahnya tercinta.. Suatu hari nanti. Itu pasti. Sabar ya anakku sayang. Kita tunggu ayah disini dengan banyak mendoakannya malam ataupun siang. Ayah pasti pulang.. Ayah pasti pulang..! Ayah pasti pulang..!!! Memeluk kita lagi dengan penuh kasih sayang. (◦ˆ⌣ˆ◦)•.♥.•

7 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Seorang pelaut memang hebat tp yg lebih hebat adalah org yg selalu menuggu kehadiranx plg kerumaj semangat buat para olibe yg selalu sabar menanti popeyex plg kerumah

    BalasHapus
  3. Sedih banget y . . .

    Tp Kesabaran lah yang menjadi benteng utama nya .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu pasti.. selalu sabar dan penuh pengertian atas profesinya. Insyaallah.

      Hapus
  4. mbk ren aq suka banget bca postingan pn hebat banget .....apakah mungkin aq nanti bisa setegar itu saat aqku sudah menikah dengan nya...thanks mbk ini menjadikan aku lebih dewasa lagi dlm berfikir gak galau aja pas dia gak ada sinyal...ternyata kalau udah nikah ....bukan cuma kita yang merasakan rindu disini tapi anak lebih waow ....sekali lagi belajar dari mbk reni :-D

    BalasHapus
  5. mbk ren aq suka banget bca postingan pn hebat banget .....apakah mungkin aq nanti bisa setegar itu saat aqku sudah menikah dengan nya...thanks mbk ini menjadikan aku lebih dewasa lagi dlm berfikir gak galau aja pas dia gak ada sinyal...ternyata kalau udah nikah ....bukan cuma kita yang merasakan rindu disini tapi anak lebih waow ....sekali lagi belajar dari mbk reni :-D

    BalasHapus